Rumah Makan Sunda.
Di rumah makan atau warung nasi Sunda, lazim makan dengan hanya
menggunakan tangan. Biasanya disediakan kobokan, semangkuk air bersih
yang kadang diberi irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar.
Kobokan ini digunakan untuk membersihkan tangan sebelum dan sesudah
makan. Kobokan biasanya juga disediakaan di rumah makan Padang dan rumah
makan hidangan laut.
Rumah makan tradisional Sunda dan Jawa biasanya menyajikan cara bersantap secara lesehan; yaitu makan sambil duduk di atas tikar.
Makanan biasanya disajikan di atas meja rendah, atau kadang diatas
tikar. Cara makan ini sama dengan cara bersantap tradisional Jepang di atas tatami. Rumah makan tradisional Sunda di daerah pedesaan ada yang bergaya saung,
yaitu beberapa bangunan rumah panggung kecil yang umumnya dibangun di
atas kolam ikan. Kolam ikan itu biasanya sekaligus memelihara ikan mas
dan gurami yang dapat dipilih langsung oleh pelanggan untuk langsung
dimasak.
Dalam kebudayaan populer Indonesia, rumah makan Sunda biasanya dapat dicirikan dengan nama "Kuring", sehingga muncul salah kaprah mengenai makanan istilah "masakan kuring". Istilah kuring dalam bahasa Sunda berarti 'saya', 'aku' atau gue
secara informal, santai, dan agak kasar. Penamaan ini akibat berbagai
rumah makan berusaha meniru nama rumah makan Sunda terkenal Lembur Kuring (Bahasa Sunda:
"Kampung Halamanku"). Beberapa contoh rumah makan Sunda antara lain
Lembur Kuring, Sari Kuring, Ponyo, Boboko, Mang Engking, Ma' Uneh,
Sindang Reret, Dapur Sunda, Bumbu Desa, Laksana, dan Ampera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar